Saudaraku
Muslim ! Islam telah mendorong pemeluknya agar memiliki akhlak mulia.
Salah satu akhlak mulia itu adalah menyantuni anak yatim. Sesungguhnya,
anak yatim adalah manusia yang paling membutuhkan pertolongan dan
kasih sayang. Karena ia adalah anak yang kehilangan ayahnya pada saat
ia sangat membutuhkannya. Ia membutuhkan pertolongan dan kasih sayang
kita, karena ia tidak mungkin mendapatkan kasih sayang ayahnya yang
telah tiada. Jika anda melihat seseorang yang penyayang kepada anak-anak
yatim dan menyantuni mereka, maka ketahuilah bahwa ia adalah seorang
yang berbudi dan berakhlak mulia.
Suatu ketika Saib bin Abdulloh rodhiyallohu ‘anhu datang kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, maka Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya :
??? ??????? ??????? ??????????? ???????? ??????
??????????? ???? ??????????????? ???????????? ???? ????????????. ??????
????????? ? ???????? ??????????? ?? ???????? ????? ???????
“Wahai Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa
kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyahan, laksanakan pula ia
dalam masa keislaman. Jamulah tamu, muliakanlah anak yatim, dan berbuat
baiklah kepada tetangga.” [HR.Ahmad dan Abu Dawud, Shohih Abu Dawud, Al-Albani : 4836]
Dalam sebuah atsar disebutkan riwayat dari Daud ‘alaihissalam, yang berkata :
???? ????????????? ????????? ??????????
“Bersikaplah kepada anak yatim, seperti seorang bapak yang penyayang.” [HR. Bukhori]
Saudaraku muslim ! Kasih sayang dan berbuat baik
kepada anak yatim, sebagaimana yang telah saya katakan kepada anda,
adalah sebagian dari akhlak dan moralitas orang-orang yang mulia. Itu
tidak bisa dilakukan kecuali oleh seorang lelaki yang mulia, yang
menghimpun banyak budi pekerti mulia, yang mencintai kebajikan.
Abdullah bin Umar rodhiyallohu ‘anhu tidak pernah memakan makanan kecuali dimeja makannya ada seorang anak yatim yang makan bersamanya. Jadilah orang seperti itu, saudaraku ! Seorang yang penyantun, lemah lembut, dan berupaya berbuat kebaikan kepada anak yatim, mengusap air mata mereka dengan tangan dan harta anda serta memasukkan perasaan gembira ke dalam hati mereka. Ketahuilah, bahwa jika anda mendapat taufiq untuk melaksanakan itu, maka anda benar-benar manusia yang beruntung. Yang berhak mendapat gelar “Seorang yang Berbudi”.
Abdullah bin Umar rodhiyallohu ‘anhu tidak pernah memakan makanan kecuali dimeja makannya ada seorang anak yatim yang makan bersamanya. Jadilah orang seperti itu, saudaraku ! Seorang yang penyantun, lemah lembut, dan berupaya berbuat kebaikan kepada anak yatim, mengusap air mata mereka dengan tangan dan harta anda serta memasukkan perasaan gembira ke dalam hati mereka. Ketahuilah, bahwa jika anda mendapat taufiq untuk melaksanakan itu, maka anda benar-benar manusia yang beruntung. Yang berhak mendapat gelar “Seorang yang Berbudi”.
KEPADA ANDA YANG INGIN MENEMANI NABI DI SURGA
Saudaraku muslim ! Masuk surga adalah kesuksesan paling tinggi yang diraih oleh orang-orang yang beriman. Bagaimana pula dengan menemani Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam didalamnya? Itu adalah derajat yang akan diraih oleh orang-orang yang menyantuni anak yatim.
Rosululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
Saudaraku muslim ! Masuk surga adalah kesuksesan paling tinggi yang diraih oleh orang-orang yang beriman. Bagaimana pula dengan menemani Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam didalamnya? Itu adalah derajat yang akan diraih oleh orang-orang yang menyantuni anak yatim.
Rosululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
????? ????????? ??????????? ???? ?????????? ??????? ????????? ?????????????? ???????????? ?? ?????? ??????????? ???????
“Aku dan orang-orang yang mengasuh/menyantuni anak yatim di
Surga seperti ini”, Kemudian beliau memberi isyarat dengan jari
telunjuk dan jari tengah seraya sedikit merenggangkannya. [HR. Bukhori].
Imam Ibnu Bathol rohimahulloh berkata : “Orang yang
mendengar hadis ini wajib melaksanakannya, agar ia bisa menjadi sahabat
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam di surga. Di akhirat,
tidak ada kedudukan yang lebih utama dari itu.” Al-Hafizh Ibnu Hajar
rohimahulloh berkata : “Isyarat ini cukup untuk menegaskan kedekatan
kedudukan pemberi santunan kepada anak yatim dan kedudukan Nabi, karena
tidak ada jari yang memisahkan jari telunjuk dengan jari tengah.”
Saudaraku muslim ! Tahukah anda, apa hasil yang akan
diperoleh dengan menyantuni dan mengasihi anak yatim, apa sikap anda,
saudaraku, terhadap kebaikan ini ? Jika anda termasuk orang-orang yang
mampu, apakah anda pernah berpikir untuk menyantuni seorang anak yatim,
sehingga anda bisa menjadi sahabat nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
di surga. Untuk menyantuni anak yatim anda tidak harus memiliki
kekayaan yang melimpah. Melainkan, siapa yang memungut seorang anak
yatim, memberinya makanan dengan makanan yang sehari-hari yang
dimakannya, memberinya minum dengan minuman yang bisa diminumnya, maka
ia akan memperoleh kedudukan tersebut.
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
???? ????? ????????? ?????? ?????????? ???????????? ????
????????? ?? ????????? ?????? ???????????? ?????? ???????? ????
?????????? ……
“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim
diantara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga
mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” [HR. Abu Ya'la dan Thobroni, Shohih At Targhib, Al-Albaniy : 2543].
Wahai anda yang ingin memperoleh apa yang bermanfaat
bagi dirinya, jika anda mendapat kesempatan untuk menyantuni anak
yatim, jangan sekali-kali anda sia–siakan. Jika anda tidak menyukai hal
itu dan menyia-nyiakannya, maka pikirkanlah pahala bagi orang yang
menyantuni anak yatim. Tidakkah anda ingin menjadi sahabat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam di sorga ?!.
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking